Bisnis.com, JAYAPURA — Perusahaan pelayaran PT Salam Pasific Indonesia Lines (SPIL) menyebut biaya operasional kapal saat berlabuh di Terminal Petikemas (TPK) Jayapura - Provinsi Papua saat ini telah mampu ditekan hingga 30 persen.
Branch Manager SPIL - Jayapura, Slamet Sampurno mengungkapkan sebelum Pelindo melakukan merger dan TPK Jayapura belum mengimplementasikan Integrate Billing System (IBS) atau sistem layanan bagi pelanggan melalui online, durasi kerja bongkar muat untuk 500 boks butuh waktu 30 jam.
“Sekarang setelah ada IBS, petugas kami sudah tidak perlu antre pengurusan dokumen di loket. Untuk 500 boks saja, sekarang hanya butuh waktu sekitar 11 jam. Ini akhirnya bisa mengurangi waktu tambatan, dan biaya operasi bisa ditekan rata-rata 30 persen,” ujarnya, Rabu (4/10/2023).
Dia menceritakan, SPIL berhasil menguasai rute ke kawasan Papua sejak tahun 2000 yang dimulai dari Sorong, Manokwari, Merauke, dan Jayapura pada 2022, dilanjutkan ke Biak, dan Timika.
Pada awal merintis rute ke Jayapura, SPIL hanya mengangkut kontainer sebanyak 8 boks dan berkembang ke 48 boks. Tahun ini bongkar buat di TPK Jayapura sekitar 350 boks atau rerata bongkar dan muat totalnya 700an boks. “Sebelum ada kompetitor masuk ke wilayah Jayapura, rata-rata kami bisa bongkar muat sampai 1.000 boks,” imbuhnya.
Slamet menambahkan, untuk tahun ini, kinerja pelayaran sedikit terkontraksi terutama pada saat momen Lebaran. Biasanya SPIL mampu mengangkut sekitar 1.000 - 1.400 boks (bongkar muat) saat menjelang Lebaran, tetapi di Lebaran tahun ini terasa tidak ada lonjakan.
Baca Juga
“Kami perkirakan kondisi ini terjadi karena ada penurunan daya beli masyarakat, sehingga pengiriman barang logistik ke Jayapura pun turun. Bisa jadi juga karena belanja pemerintah belum turun, sehingga daya beli masyarakat juga turun,” katanya.
Ernest Montolalu, owner PT Serakoy Raya selaku pelaku usaha Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) atau forwarding menyebut layanan pengurusan dokumen online dan proses pengambilan barang yang semakin mudah, cepat dan tersistem dengan baik.
Hal tersebut dikarena ada sistem planning control yang mampu menginformasikan kepada pengguna jasa tentang jadwal kedatangan kapal, bahkan informasi posisi barang.
“Jujur saja, dulu layanan di TPK Jayapura sangat parah, pengurusan dokumen lama, antre sampai berhari-hari, menyita waktu dan biaya operasional jadi membengkak. Begitu juga pengaturan/penataan kontainer tidak teratur saat itu, sehingga sopir kalau mau ambil barang harus mencari dulu barangnya,” ungkapnya.
Terminal Head TPK Jayapura, Welta Selfie mengatakan TPK Jayapura telah berhasil meningkatkan layanan pelabuhan dari sisi kecepatan dan efisiensi. Pada Agustus 2022, kecepatan layanan bongkar peti kemas saat sandar di Jayapura sekitar 13 box/jam.
“Sejak dilakukan transformasi Pelindo (merger), kecepatan layanan bongkar mampu mencapai 36 box/jam,” katanya.
Dia menjelaskan, transformasi dilakukan melalui perubahan sistem operasional hingga pengembangan SDM tanpa ada investasi/peremajaan alat baru. Luasan TPK Jayapura ini sendiri mencapai 37.681 m2, dengan luas dermaga 3.266 m2, serta kapasitas terpasang 123.000 TEUs/tahun.
“Dengan kapasitas pelabuhan yang kami miliki saat ini masih mampu melayani perkembangan bongkar muat peti kemas ke depan,” imbuhnya.
TPK Jayapura mencatat, kinerja arus peti kemas hingga Agustus 2023 mencapai 51.713 TEUs. Hingga akhir tahun ini kinerja arus peti kemas ditargetkan bisa mencapai 98.294 TEUs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel