Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sula Jadi Sentra Pengembangan Mete dan Kelapa Maluku Utara

Dinas Pertanian (Distan) Maluku Utara (Malut) mengarahkan Kabupaten Kepulauan Sula menjadi sentra pengembangan jambu mete dan kelapa, karena memiliki potensi lahan yang luas dan cocok untuk kedua tanaman itu.
Jambu mete/Ilustrasi-petanihebat.com
Jambu mete/Ilustrasi-petanihebat.com

Bisnis.com, TERNATE - Dinas Pertanian (Distan) Maluku Utara (Malut) mengarahkan Kabupaten Kepulauan Sula menjadi sentra pengembangan jambu mete dan kelapa, karena memiliki potensi lahan yang luas dan cocok untuk kedua tanaman itu.

"Petani di Kepulauan Sula selama ini sudah juga terbiasa mengembangkan jambu mete dan kelapa, sehingga tinggal didukung dengan kebijakan," kata kepala Distan Malut  Idham Umasangadji di Ternate, seperti dilaporkan Antara  Selasa (13/11/2018).

Dukungan kebijakan itu di antaranya berupa pembagian bibit unggul kepada petani yang ingin mengembangkan jambu mete dan kelapa serta pendampingan kepada petani dalam menerapkan pola budidaya yang baik.

Menurut dia, pendampingan itu perlu dilakukan karena para petani umumnya masih menerapkan pola budidaya tradisional, misalnya jarak tanam terlalu dekat dan tidak melakukan pengukukan secara rutin.

Pola budidaya seperti itu mengakibatkan tingkat produktivitas tanaman yang diperoleh petani jauh dibawah standar, jambu mete misalnya yang seharusnya 1 hektare bisa menghasilkan di atas 1 ton, selama ini paling tinggi 500 KG.

Walaupun Kepulauan Sula dijadikan jambu mete dan kelapa, Idham menilai hal itu tidak menjadi halangan bagi petani yang ingin mengembangkan tanaman perkebunan lainnya seperti, cengkih dan pala.

Distan Malut akan tetap pula memberi perhatian kepada petani, yang mengembangkan tanaman itu, baik dalam bentuk pemberian bantuan bibit maupun pendampingan agar petani bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Menyinggung anjloknya harga kopra dewasa ini, ia mengatakan itu terjadi bukan hanya di Malut, tetapi juga daerah lainnya di Indonesia sebagai dampak dari situasi ekonomi global yang belum membaik.

Oleh karena itu, para petani kelapa diimbau untuk tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga produk lainnya dari kelapa, misalnya tempurungnya yang diolah menjadi arang atau memproduksi minyak asli (VCO) yang harganya pasaran cukup mahal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Sutarno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler