Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Maluku Utara Pakai  Starlink untuk Akses Internet di SMA 8 Halmahera

Pemerintah Provinsi Maluku Utara tengah melakukan uji coba dalam menyalurkan internet di sarana pendidikan, salah satunya di sekolah SMA 8 Kabupaten Halmahera.
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi Maluku Utara memulai uji coba penggunaan layanan internet berbasis satelit (Starlink) sebagai upaya pemerataan jaringan internet di wilayah blank spot di sektor pendidikan yaitu SMA Negeri 8 Kabupaten Halmahera Barat, Kamis (10/4/2025).

Gubernur Malut Sherly Laos mengatakan bahwa beberapa wilayah di Halmahera Barat masih susah jaringan internet (blank spot). Hal ini menjadi kendala satuan pendidikan mengupdate data pokok pendidikan (Dapodik) ke sistem database Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, sekolah menengah atas tersebut memutuskan menggunakan Starlink, satelit orbit rendah yang diklaim memiliki kecepatan unduh berkisar antara 25–220 Mbps  dan 5–20 Mbps untuk mengunggah. 

"Sekolah yang berada di wilayah blank spot kesulitan untuk mengupdate dapodik karena koneksi internet yang dibutuhkan belum tersedia dan pemasangan starlink diharapkan bisa menjadi salah satu solusinya" ujar Sherly dilansir dari laman resmi Pemprov Malut, Jumat (11/4/2025).

Dia menegaskan bahwa penggunaan teknologi Starlink belum diterapkan secara masif. Pemakaian starlink ini baru sebatas uji coba di SMA Negeri 8 Halmahera Barat. 

Sherly  meminta kepala sekolah dan para guru mengkaji kembali jaringan starlink yang sudah terpasang.

India

Sementara itu di India, Menteri Telekomunikasi India, Jyotiraditya Scindia, mengatakan Starlink milik Elon Musk belum mematuhi norma keamanan dan lisensi di India.

Oleh sebab itu, layanan komunikasi satelit akan dikeluarkan hanya setelah mereka memenuhi semua persyaratan untuk layanan di India.

"Kami akan dengan senang hati memberi mereka (lisensi) jika mereka (Starlink) mematuhi semua ketentuan. Anda harus melihatnya dari perspektif keamanan, memastikan bahwa semua masalah keamanan ditangani. Jika mereka melakukannya, kami akan dengan senang hati memberikannya. Jelas, mereka sedang dalam proses melakukannya," kata Scindia kepada wartawan.

Dilansir dari NDTV, Jyotiraditya Scindia juga menjelaskan tentang status lisensi Starlink di India saat ini.

Menurutnya, saat ini pemerintah telah mengeluarkan lisensi kepada OneWeb yang didukung oleh Bharti Group dan perusahaan patungan Jio-SES, Jio Satellite Communications.

Kedua perusahaan tersebut belum memulai operasinya karena masih menunggu alokasi spektrum, yang penetapan harga dan aturannya masih dalam proses.

Laporan menyebut jika Otoritas Regulasi Telekomunikasi India (Trai) kemungkinan akan menyelesaikan rekomendasinya mengenai usulan aturan terkait alokasi spektrum untuk komunikasi satelit pada tanggal 15 Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper