Bisnis.com, SURABAYA - Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mulai mengimplementasikan sistem operasi terminal TOS Nusantara di Terminal Petikemas (TPK) Ambon sebagai lanjutan dari proses transformasi bisnis pelabuhan.
Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra menjelaskan TOS Nusantara merupakan sistem operasi terminal peti kemas yang berstandar internasional yang secara bertahap akan diimplementasikan di seluruh terminal yang dikelola oleh SPTP.
“Implementasi TOS Nusantara di TPK Ambon merupakan rangkaian kedua setelah sebelumnya sistem tersebut diimplementasikan di TPK New Makassar pada 1 Oktober 2022,” katanya, Jumat (18/8/2023).
Dia mengatakan, penggunaan TOS Nusantara di TPK Ambon ditandai dengan kegiatan bongkar muat peti kemas kapal Tanto Semangat sebanyak 300 boks pada Jumat (18/8/2023). Sistem ini akan mempermudah perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional dan menghasilkan informasi yang lengkap. Sistem ini juga akan terhubung dengan portal pelanggan bagi pengguna jasa SPTP.
"Sebelumnya TPK Ambon sudah menggunakan sistem yang cukup baik dalam kegiatan operasional terminal sejak pertama kali dioperasikan oleh SPTP pada 2022 lalu. Dengan TOS Nusantara ini diharapkan kegiatan pelayanan yang sudah baik saat ini bisa meningkat lebih baik lagi untuk seluruh pelanggan perusahaan,” ujarnya.
Adapun sistem TOS Nusantara memiliki beberapa keunggulan dan telah memenuhi standar operasional terminal peti kemas SPTP. Sistem ini memiliki tampilan 3 dimensi sehingga memberikan kemudahan dalam pengaturan kegiatan peti kemas baik di lapangan penumpukan maupun di atas kapal.
Baca Juga
“Tentunya hal ini akan mendukung kegiatan operasional TPK Ambon yang sudah berbasis planning and control,” imbuhnya.
Bagi pelanggan perusahaan, lanjut Widyaswendra, sistem baru ini akan memudahkan mereka dalam mengakses layanan TPK Ambon. Permohonan layanan dapat dilakukan dalam 1 aplikasi portal, dapat diakses dari bermacam gawai dimanapun dan kapanpun, menyediakan satu menu untuk berbagai layanan.
Sistem ini juga mendukung pembayaran secara elektronik, dan pengguna juga dapat melakukan pembatalan permohonan layanan selama belum dilakukan pembayaran. Pengguna jasa juga dapat melihat jadwal kedatangan kapal pada beranda aplikasi portal pelanggan.
“Sistem ini juga didukung dengan layanan pelanggan 24/7 yang siap setiap saat dalam membantu para pengguna jasa,” tambahnya.
Menurut Kepala PT Tanto Intim Line Cabang Ambon, Vence Pattiwael, sebelum pemberlakukan sistem baru di TPK Ambon, Tanto beserta para pengguna jasa lain telah memperoleh sosialisasi dan pelatihan untuk mengoperasikan portal pelanggan.
Sistem baru yang digunakan saat ini memberikan informasi yang lebih rinci, contohnya jika pada sistem sebelumnya antara peti kemas berpendingin (reefer container) dan peti kemas biasa (dry container) masih dicatat sama, maka di sistem baru saat ini kedua jenis peti kemas sudah dibedakan. Termasuk juga informasi mengenai jumlah tagihan (bill payment) yang dibayarkan juga lebih terperinci.
“Pengoperasian TPK Ambon oleh SPTP ini juga diklaim telah membawa perubahan. Rata-rata produktivitas bongkar muat sebanyak 30 boks per jam denganjumlah bongkar muat sebanyak 500 boks peti kemas per kapal. Waktu tambat (port stay) kami rata-rata sekitar 20 jam per kapal. Kami setiap bulan ada 4-5 kunjungan kapal di TPK Ambon,” kata Vence.
SPTP mencatat, kinerja arus peti kemas di TPK Ambon selama Januari - Juli 2023 sebanyak 58.279 TEUs. Sementara di sepanjang 2022 tercatat sebanyak 108.999 TEUs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel