Bisnis.com, JAYAPURA - Teka-teki sumber dana pembelian senjata Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua mulai terkuak.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan dana pembelian senjata dari dana desa. "Mereka dengan cara memaksa meminta dana desa yang telah dicairkan kepada kepala kampung," katanya dilansir Antara.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengaku hingga kini penyidik masih mengejar SK yang diduga memesan senjata api yang diamankan di Nabire.
Keberadaan SK hingga kini belum diketahui," kata Irjen Pol Waterpauw menjawab pertanyaan Antara di Jayapura, Kamis (5/11/2020).
Dia menjelaskan keterlibatan SK dalam kasus jual beli senjata api terungkap dari keterangan salah satu tersangka yang saat ini ditahan di Mapolda Papua.
Senpi tersebut dipesan sejak akhir 2019 lalu, namun sebelum diserahkan kepada SK yang mantan anggota DPRD Intan Jaya, tim gabungan TNI-Polri berhasil menggagalkannya.
Baca Juga
Dua pucuk senpi jenis M16 dan M4 yang diduga akan memperkuat persenjataan KKB itu dibawa dari Jakarta, 21 Oktober lalu oleh Bripka MJH dan dijadwalkan diserahkan ke DC. "Tiga tersangka yang saat ini ditahan yakni Bripka MJH, DC dan FHS," kata Waterpauw.
Kapolda Papua menambahkan dari keterangan para tersangka aksi jual beli senpi sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Tercatat tujuh kali Bripka MJH membawa senpi berbagai jenis dengan upah berkisar Rp10 juta hingga Rp30 juta per pucuk tergantung jenisnya.
Penyelidikan terkait kasus jual beli senpi itu sudah lama terhendus namun modus yang mereka lakukan cukup rapi sehingga menyebabkan anggota kesulitan mengungkapnya, aku Irjen Pol Waterpauw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel