Bisnis.com, TERNATE - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Maluku Utara (Malut), akan berlakukan sistem buka-tutup ijin pelayaran dari dan ke Ternate untuk mengantisipasi gelombang tinggi di Malut dalam beberapa hari ke depan.
"KSOP terus mengawasi kondisi cuaca terkini guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut. Jika ada gelombang tinggi maka menggunakan sistem buka-tutup, baik itu pelabuhan untuk speedboat maupun pelabuhan rakyat Bastiong," kata Kepala KSOP Ternate, Taher Laitupa di Ternate, Senin (2/3/2020).
Dia telah menginstruksikan seluruh jajaran di bawahnya terutama petugas Pos Pelabuhan untuk tidak mengizinkan kapal maupun speedboat yang beroperasi yang tidak dilengkapi alat keselamatan dan membawa penumpang melebihi kapasitas.
Dalam kondisi gelombang laut yang tidak bersahabat, dikhawatirkan terjadi kecelakaan laut, sehingga petugas tidak akan mengizinkan pelayaran kalau kondisi cuaca tidak mungkin, baik untuk kapal maupun speedboat untuk beroperasi.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Kilimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengimbau nelayan dan pengguna transportasi laut agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan Pulau Halmahera maupun Pulau Morotai dan Kepulauan Sula.
Gelombang laut saat ini mencapai 2 hingga 2,5 meter melanda Halmahera bagian utara, timur dan barat hingga ke perairan Pulau Morotai, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu serta Pulau Batang Dua, sehingga calon penumpang yang akan menggunakan kapal berukuran kecil untuk mengikuti arahan KSOP setempat, guna menghindari terjadinya kecelakaan laut.
Baca Juga
Prakirawan Cuaca BMKG Ternate, Fahmi Bachdar juga mengimbau nelayan yang menggunakan kapal berukuran kecil melalui KSOP setempat untuk mewaspadai cuaca buruk yang sewaktu-waktu dapat terjadi di perairan Pulau Halmahera, apalagi dalam kondisi musim hujan disertai angin kencang.
"Nelayan dan kapal cepat berukuran kecil harus mewaspadai tingginya gelombang, terutama di perairan Ternate, Pulau Halmahera dan Kepulauan Sula dalam beberapa hari ke depan," ujarnya.
Tingginya gelombang tersebut diakibatkan oleh adanya angin kencang dari arah timur barat laut dengan kecepatan 20-40 km/jam dan jalur yang perlu diwaspadai terdapat pada lintasan Ternate-Batang Dua, dan Halut-Pulau Morotai serta Kepulauan Sula-Pulau Taliabu, karena rute ini pada saat terjadi cuaca ekstrem maka akan berpotensi terjadi gelombang tinggi.
Sebagian besar gelombang laut di wilayah perairan Malut mencapai tiga meter, terutama di perairan Halmahera dan Kepulauan Sula yang sangat membahayakan bagi aktivitas kapal berukuran kecil di perairan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel