Bisnis.com, JAKARTA – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia atau PGI mendesak aparat penegak hukum untuk mengungkap aktor di balik kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Fungsionaris Humas PGI Irma Riana Simanjuntak mengharapkan aparat keamanan dan penegak hukum lebih meningkatkan pendekatan dialog dan budaya dalam menangani persoalan di Wamena. Dia mengingatkan bahwa hukum harus menjadi panglima.
"Pelanggaran hukum yang terjadi di Wamena harus segera diungkap agar dapat memberikan rasa aman dan keadilan bagi semua," katanya dalam siaran pers, Rabu (2/10/2019).
Kerusuhan Wamena pada 23 September mengakibatkan 33 warga sipil tewas. Selain itu, ribuan pengungsi berniat eksodus ke kampung halaman karena khawatir dengan keselamatan jiwa di tanah rantau.
Irma mengatakan bahwa PGI mengecam segala bentuk kekerasan dari kelompok tertentu di Wamena. Menurut dia, tidak ada pembenaran atas tindakan menghilangkan nyawa orang tidak bersalah, termasuk menggunakan justifikasi ketidakadilan di Tanah Papua.
PGI, imbuh Irma, memandang kerusuhan Wamena bukan persoalan suku atau agama, tetapi masalah kemanusiaan. Dia pun berharap agar sesama anak bangsa tidak terprovokasi dan menjadikan insiden Wamena sebagai sentimen suku dan agama.
"Segala bentuk provokasi melalui penyebaran informasi yang kebenarannya masih diragukan dan menimbulkan kecemasan serta kebencian antarpihak harus segera dihentikan," ujarnya.
PGI meminta pula gereja-gereja di Papua untuk bersatu padu membantu penanganan pengungsi dan menenangkan warga agar tidak terprovokasi. Tak lupa, PGI mengajak warga gereja dan masyarakat di seantero Tanah Air untuk berdoa serta mengulurkan tangan membantu pengungsi sebagai bentuk solidaritas.
"Meminta pemerintah agar membuka akses kemanusiaan untuk dapat membantu penanganan korban secara bersama-sama dalam situasi krisis di Wamena," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel