Bisnis.com, TERNATE – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Maluku Utara terus berupaya melobi industri pengolahan kopra di Sulawesi Utara dan Jawa Timur untuk menaikkan harga pembelian kopra dari Malut.
"Upaya itu merupakan salah satu solusi jangka pendek yang kita lakukan terkait anjloknya harga kopra di Malut saat ini," kata Kepala Disperindag Malut Asrul Gailea di Ternate pada Kamis (29/11/2018).
Anjloknya harga kopra di Malut yang pada tingkat petani hanya Rp2.000-an/kg, mendorong petani kelapa di sejumlah kabupaten/kota di Malut melakukan demo besar-besaran menuntut pemerintah setempat mengupayakan kenaikan harga kopra.
Menurut dia, kalau industri pengolahan kopra di kedua provinsi yang menjadi tujuan utama antarpulau kopra Malut itu dapat menaikan harga pembelian dari Malut maka otomatis harga kopra di tingkat petani di daerah ini akan naik.
Industri pengolahan kopra di Sulawesi Utara membeli kopra dari Malut saat ini Rp5.300/kg sedangkan di industri pengolahan kopra di Jawa Timur membeli Rp6.300/kg, akibatnya pengusaha pengumpul kopra di Malut membeli paling tinggi Rp4.000/kg saat kopra masuk ke gudang mereka.
Asrul Gailea tidak menyebut secara rinci berapa seharusnya industri pengolahan kopra di Sulawesi Utara dan Jawa Timur membeli kopra dari Malut, hanya mengatakan harga kopra di tingkat petani di Malut diharapkan naik menjadi minimal Rp5.000/kg.
Para petani kelapa di Malut mengalami kerugian Rp500.000-750.000/ ton kopra kalau harganya di bawah Rp4.000/kg, karena petani harus mengeluarkan biaya produksi kopra yang mahal, untuk biaya petik kelapa misalnya minimal Rp5.000/pohon.
Dia menambahkan upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi anjloknya harga kopra adalah mendorong masuk investor untuk membeli kopra petani dengan harga layak sekaligus membangun industri pengolahannya, misalnya menjadi minyak goreng atau tepung kelapa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel