Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan Jembatan Wear Arafura di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku diperkirakan bisa selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVI Ambon Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Satrio Sugeng Prayitno mengatakan bahwa progres pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Yamdena dan Pulau Larat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat tersebut sudah mencapai 75%.
"Bila melihat tren, penyelesaian konstruksi bisa lebih cepat dari rencana kontrak yakni September 2018,” kata Satrio melalui siaran pers, Selasa (1/5/2018).
Satrio menuturkan bahwa Jembatan Wear Arafura nantinya memiliki panjang 323 meter.
Adapun, pembangunan tersebut dimulai sejak Desember 2016 dengan anggaran mencapai Rp123 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero).
Pembangunan jembatan tersebut merupakan salah satu langkah yang dilakukan Kementerian PUPR untuk menunjang jalan dan jembatan di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
Baca Juga
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa lancarnya konektivitas di kawasan perbatasan dan pulau terdepan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"[hal ini akan] mendorong pertumbuhan ekonomi dan memeratakan hasil-hasil pembangunan," kata Basuki.
Pulau Yamdena dan Pulau Larat menjadi bagian dari pemantauan kondisi jalan dan jembatan di sembilan pulau di Provinsi Maluku yang dimulai sejak 26 April 2018.
Pulau Yamdena memiliki objek wisata alam di Desa Bomaki yakni pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk.
Tahun ini, Kementerian PUPR melalui BPJN XVI Ambon, Ditjen Bina Marga, menganggarkan kegiatan preservasi dan rekonstruksi jalan dan jembatan di Pulau Yamdena sepanjang 156 kilometer sebesar Rp18,93 miliar. Jalan tersebut menghubungkan Pelabuhan Saumlaki ke Jembatan Wear Arafura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel