Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKB Hingga Anak Aibon di Intan Jaya Perlu jadi Perhatian Pemerintah

Mereka ingin hidup bebas di tanahnya sendiri tetapi selalu saja diperhadapkan dengan aturan-aturan pemerintah yang menurut mereka bertentangan denga apa yang diperbuat.
Ilustrasi - Gereja di daerah Sugapa di Timika, Papua/Istimewa
Ilustrasi - Gereja di daerah Sugapa di Timika, Papua/Istimewa

Bisnis.com, SUGAPA - Tiga kelompok dinilai sebagai pengganggu kamtibmas di wilayah Kabupaten Intan Jaya.

Hal tersebut disampaikan tokoh perempuan Papua Rehina Belau, Senin (5/4/2021).

Rehina menyebutkan tiga kelompok ini menjadi tantangan nyata bagi aparat TNI/Polri.

Menurut Rehina tiga kelompok tersebut menjadi ancaman bagian terjaganya kamtibmas di wilayah Kabupaten Intan Jaya.

"Ada tiga kelompok menjadi ancaman gangguan kamtibmas di Kabupaten Intan Jaya yaitu kelompok KKB, kelompok orang-orang stres serta kelompok anak Aibon atau anak putus sekolah," ungkap Rehina Belau dalam keterangan diterima Antara dari Sugapa, Ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Senin.

Gerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menurut Rehina sebenarnya dianggap sudah tidak murni menyuarakan perjuangan kemerdekaan seperti saat OPM Masih ada.

"KKB saat ini diduga hanya digunakan sebagai sarana kepentingan politik oleh sejumlah orang," ucap tokoh intelektual perempuan Papua itu.

Ia menyebut gerakan teror bersenjata KKB selalu diikuti Front KKP atau Kelompok Kriminal Politik dan Klandestin dengan memanfaatkan media sosial.

Kelompok KKP, lanjut Rehina, membuat narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dalam upaya memenuhi kepentingan rakyat

Rehina menyebutkan KKB saat ini sebenarnya tidak begitu banyak dan posisi sedang terjepit. Berbagai teror dilakukan untuk membangun kembali kekuatan serta merekrut pemuda putus sekolah dan anak-anak di bawah umur.

Rehina membeberkan tiga hal penting yang mengganggu Kamtibmas di Kabupaten Intan Jaya.

Pertama adalah adanya pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) karena mereka benar-benar merasa berjuang untuk Kemerdekaan Papua dan mereka juga sudah sumpah tanah dan sumpah alam.

Sedangkan kelompok orang stres adalah kelompok intelektual yang ingin membangun Kabupaten Intan Jaya tetapi tidak mendapatkan posisi jabatan di pemerintahan.

"Sehingga perlu membuka ruang kesempatan kepada anak-anak daerah untuk menduduki jabatan-jabatan strategi di Pemkab Intan Jaya" ucapnya.

kelompok stres, lanjut Rehina, melihat Kabupaten Intan Jaya roda pembangunannya tidak berjalan sesuai dengan kemauan dan harapan mereka. Akibatnya, kelompok ini bisa mengganggu keamanan dengan cara mereka sendiri.

Adapun anak Aibon yaitu kelompok anak putus sekolah. Ini adalah kelompok yang harus diperhatikan karena sangat rentan untuk mudah dihasut dan diprovokasi. Pemikiran mereka juga sempit, ulas Rehina.

Di sisi lain, mereka ingin hidup bebas di tanahnya sendiri tetapi selalu saja diperhadapkan dengan aturan-aturan pemerintah yang menurut mereka bertentangan denga apa yang diperbuat.

Anak kelompok Aibon merasa bahwa mereka menjadi penonton dan dari situlah timbul rasa sakit hati dan akibatnya, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu stabilitas keamanan.

Tokoh Intelektual Perempuan itu mengharapkan kelompok kedua dan ketiga ini diperhatikan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dengan segera. Dengan begitu mereka merasa diperhatikan di atas tanahnya sendiri dan hal ini dapat menangkal gangguan keamanan di Kabupaten Intan Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper