Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teluk Wondama, Papua Barat, Genjot Produksi Rumput Laut

Perairan Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua Barat layak menjadi tempat pengembangan rumput laut yang sangat luas, sehingga pantas apabila nproduksinyabditartgetkan naik 100 kali lipat.
Pekerja memanen rumput laut./Antara/Dedhez Anggara
Pekerja memanen rumput laut./Antara/Dedhez Anggara

Bisnis.com, MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat berharap hasil penen rumput laut di Kabupaten Teluk Wondama meningkat 100 kali lipat.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat mengatakan perairan Teluk Wondama masih sangat luas. Jika dioptimalkan, sangat mungkin target itu tercapai.

"Apalagi dari sisi iklim kita sangat diuntungkan. Wilayah kita berada di Khatulistiwa yang beriklim tropis sehingga penanaman dan panen bisa dilakukan sepanjang tahun," ucap Heatubun di Manokwari pada Sabtu (31/10/2020).

Dia mengemukakan pada awal pekan ini lalu 20 ton hasil panen rumput laut petani asli Papua di Teluk Wondama dikirim ke Surabaya. Saat ini rumput laut baru dikembangkan di sejumlah kampung yang tersebar di tiga distrik/kecamatan yakni Roon, Roswar serta Rumberpon.

Dia berharap masyarakat pesisir di distrik lain juga mulai membudidayakan tanaman tersebut. Saat ini produksi rumput laut di daerah tersebut masih sangat kecil, sedangkan pasar sudah terbuka lebar.

"Kendala kita ada pada petani, belum banyak masyarakat di sana yang membudidayakan rumput laut. Mudah-mudahan setelah melihat hasilnya, yang lain tergiur dan mau memulai," ucapnya.

Secara keseluruhan, kata Heatubun, produksi petani di tiga distrik ini baru berada pada kisaran 10 hingga 20 ton per panen. Dengan luas wilayah perairan di Teluk Wondama produksi bisa ditingkatkan setidaknya mencapai 200 ton.

Di sisi lain, lanjutnya, transportasi masih kendala dan membutuhkan perhatian serius dari sejumlah pemangku kepentingan. "Mengingat jalur distribusi sangat berpengaruh terhadap pemberlakuan harga di tingkat petani. Biaya operasionalnya imbasnya, harga di petani tertekan."

"Petani mendapat harga Rp6.000 per kg, sedangkan harga jual di Surabaya Rp18.000. Ada kesenjangan cukup jauh, karena pembeli harus menanggung seluruh biaya operasional," ungkapnya.

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan Papua Barat yang masuk dalam skema investasi hijau. Selain Teluk Wondama, pengembangan juga didorong di Missol, Raja Ampat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler