Bisnis.com, JAKARTA - Layanan data internet di seluruh Papua Barat terdiri dari 13 kabupaten/kota telah dibuka pada Rabu (11/9) pukul 16.00 WIT setelah kondisi keamanan dinilai kondusif.
"Dua kota terakhir, Manokwari dan Sorong, akhirnya dibuka layanan data internetnya setelah mendapatkan kepastian mengenai kondusivitas kedua wilayah pada Rabu siang," ujar Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Hingga Selasa (10/9), baru 11 kabupaten yang dibuka layanan data internet secara bertahap sejak dilakukan pembatasan sejak 21 Agustus 2019.
Fak Fak, Sorong Selatan, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak dan Kabupaten Sorong lebih dulu dibuka secara bertahap sejak 4 September 2019.
Sementara itu, untuk wilayah Papua, pembatasan layanan data internet masih dilakukan di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
Pemerintah akan terus memantau situasi dan kondisi keamanan di kedua wilayah tersebut 1-2 hari ke depan.
Dari 29 kabupaten/kota di wilayah Papua , sebanyak 27 kabupaten sudah menikmati kembali layanan data internet, yakni Kabupaten Keerom, Puncak Jaya, Puncak, Asmat, Boven Digoel, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Mappi, Tolikara, Nduga, Supiori, Waropen, Merauke, Biak Numfor, Yapen, Sarmi, Paniai, Dogiyai, Deiyai, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nabire, Jayawijaya dan Mimika.
Untuk sebaran informasi hoaks, ujaran kebencian, hasutan dan provokasi terkait isu Papua, berdasarkan pantauan Kominfo, menunjukkan tren menurun sejak 31 Agustus 2019 setelah puncaknya pada 30 Agustus 2019 dengan jumlah url mencapai 72.500.
Distribusi hoaks terus menurun, 42 ribu url di tanggal 31 Agustus 2019, 19 ribu url di tanggal 1 September 2019, lalu menurun menjadi 6.060 url hoaks dan hasutan di tanggal 6 September 2019.
Secara terpisah, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan kondisi Papua sudah
kondusif dari perspektif keamanan.
"Sudah kondusif, makanya kalau melihat dari keamanan, kita bukan hanya melihat perspektif lapangan," kata Dedi Prasetyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel