Bisnis.com, MANOKWARI - Kondisi yang belum kondusif membuat jaringan internet di wilayah Manokwari dan Sorong, Papua Barat masih terblokir.
Akibatnya layanan internet dan layanan data seluruh operator di wilayah Manokwari dan Sorong belum berjalan normal. Pemblokiran mulanya terjadi pascaricuh beruntun sejak 19 hingga 21 Agustus.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat, AKBP Mathias Krey di Manokwari, Jumat (6/9/2019), menyebutkan data internet di sebagian besar wilayah sudah buka sejak 5 September 2019, setelah sebelumnya mengalami lumpuh total.
"Sekarang tersisa Manokwari, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Fakfak kabarnya sudah, begitu juga Sorong Selatan, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak," kata Mathias.
Wilayah Manokwari dan Sorong, ujar Mathias, saat ini masih terus dipantau. Beberapa hari ini hoaks dan ujaran provokasi serta penghasutan masih cukup tinggi di dunia maya.
Pemblokiran dilakukan sebagai upaya untuk membendung agar tidak berdampak terhadap situasi keamanan di daerah itu.
Ia berharap masyarakat memahami situasi ini dan bersabar agar situasi keamanan Papua Barat segera pulih seutuhnya.
"Kita semua menerima dampak dari pemblokiran ini. Kecuali masyarakat punya jaringan wifi dari operator tertentu, untuk data operator semua kita kena, termasuk saya," ujarnya.
Mathias mengemukakan, saat ini situasi keamanan di Papua Barat secara umum terus membaik, termasuk Manokwari meskipun masih ada gelombang massa yang menyuarakan referendum untuk Papua.
"Isunya sudah mengarah ke disintegrasi, bagi negara ini masalah serius. Provokasi cukup kencang di dunia maya, termasuk hoaks yang terus diembuskan dari dalam dan luar negeri," ujar Kabid Humas lagi.
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Herry Rudolf Nahak pada kesempatan sebelumnya mengungkapkan, berdasarkan data Kominfo ada lebih dari 500 ribu kanal atau URL yang menyebar berita bohong, penghasutan dan provokasi.
"Informasi tak benar bersifat provokasi banyak beredar. Pemblokiran internet dilakukan untuk membendung sehingga tidak berdampak buruk untuk kita di sini," sebut Kapolda.
Pantauan Antara, hingga Jumat (6/9), masih ada aksi di wilayah Amban, Manokwari. Selain menolak ujaran berbau rasis di Surabaya, massa terus meneriakkan referendum.
Meskipun demikian, situasi keamanan di daerah tersebut tetap kondusif. Aparat keamanan dari Polri dan TNI melakukan blokade secara ketat sehingga massa hanya berorasi di satu titik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel