Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik menyatakan dalam rilis inflasi Agustus 2019, BPS Papua masih berhalangan untuk ikut menyiarkan berita resmi statistik akibat kerusuhan yang belum kondusif di wilayah tersebut.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menyatakan pada awal September 2019 ini, Papua tidak ikut merilis secara langsung ke pers. Meski begitu, angka inflasi Papua sudah muncul dan bisa diakses di website BPS Papua.
"Untuk Agustus ini di Papua deflasi di Jayapura 0,14%," ujar Suhariyanto di Jakarta pada Senin (2/9/2019).
Dia menyatakan deflasi ini dipicu oleh penurunan harga bahan makanan. Selain penurunan bahan pangan, deflasi di Papua juga bersumber dari penurunan tarif angkutan udara sebesar 0,18%.
"Angka detil bisa dilihat di website, BPS Papua tetap waspada dan tidak melakukan rilis," jelasnya.
Suhariyanto memerinci dampak kerusuhan di Papua terhadap kantor BPS adalah kerusakan pada dinding dan kaca jendela. Kedua kantor tersebut bersebelahan. Namun, kerusakan kantor BPS Papua tak separah kerusakan kantor KPU Papua.
"Maka sekarang kita semua harus betul-betul saling mengingatkan toleransi dan keberagaman," ujarnya.
Dia menyatakan dampak kerusuhan ini belum tercermin pada pertumbuhan ekonomi di Papua. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, pertumbuhan ekonomi di Papua tumbuh negatif akibat turunnya geliat sektor pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel