Bisnis.com, WAMENA – Pemkab Jayawijaya, Provinsi Papua, menghentikan sementara program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang rutin dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Kepala Bappeda Jayawijaya Petrus Mahuze mengatakan PMTAS 2019 belum berjalan karena dana otonomi khusus (otsus) belum dicairkan.
"Kalau dana otsus turun, itu pasti sudah jalan. Contoh 2 dan 3 tahun lalu kita jalan. Jadi, sekarang ini terkait dengan kendala otsus belum ada sehingga kita belum bisa lakukan itu," di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat (21/6/2019).
Dia memastikan fokus program stimulan untuk memberikan gizi tambahan itu selalu berubah setiap tahun dan diambil beberapa sekolah secara acak.
"Besaran biaya untuk prgram itu, tahun lalu rata-rata Rp1 miliar. Di situ kan ada pembelian peralatan masak, biaya untuk petugas yang masak, penyediaan bahan pangan lokal," jelasnya.
Petrus memprediksi pada 2019 jumlah sekolah yang diterapkan PMTAS mengalami pengurangan karena hingga kini dana otsus belum dicairkan.
"Jadi misalnya kemarin kita tetapkan lima sampai 10 SD, mungkin kita bisa kurangi jumlah sekolahnya karena waktu untuk menjalankan program itu kurang," ujarnya.
Dari evaluasi beberapa tahun lalu terhadap program tersebut, jumlah anak usia sekolah yang masuk sekolah bertambah.
"Setelah kita melakukan PMTAS, anak-anak sekolah tertarik untuk datang ke sekolah. Artinya dahulu murid yang sedikit datang ke sekolah karena kondisi mungkin tidak makan dan sebagainya, kini mereka datang ke sekolah," terangnya.
Pemkab mengharapkan pemerintah kampung mengalokasikan separuh dana kampung yang diterma untuk melanjutkan PMTAS di sekolah-sekolah yang pernah dijalankan program itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel