Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salju di Puncak Jayawijaya Diprediksi Habis pada 2026

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencairan salju ini semakin signifikan, untuk ketebalan salju yang tersisa hanya empat meter.
Ilustrasi puncak salju Jayawijaya./Antara
Ilustrasi puncak salju Jayawijaya./Antara

Bisnis.com, TIMIKA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Moses Kilangin Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, memprediksikan salju di Puncak Jayawijaya akan habis pada 2026.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Moses Kilangin Mimika Reza kepada Antara di Timika, Senin (16/12/2024), mengatakan hasil penelitian terbaru BMKG Pusat, luasan salju pada 2022 mencapai 0,23 kilometer persegi menyusut sekitar 0,11 kilometer persegi hingga 0,16 meter persegi.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencairan salju ini semakin signifikan, untuk ketebalan salju yang tersisa hanya empat meter," katanya.

Selain faktor berubah iklim, lanjut dia, curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut turut mempengaruhi percepatan pencairan salju, penurunan luasan, dan ketebalan salju telah diamati selama beberapa tahun terakhir.

"Dulu embun dan uap air di Puncak Jayawijaya akan membeku menjadi salju, namun sekarang hujan lebih sering turun di Puncak Jayawijaya ini justru mempercepat pencairan es," ujarnya.

Dia menjelaskan faktor lain yang turut mempercepat pencairan salju yang panas dari batuan pegunungan sekitar, kombinasi antara hujan, panas bebatuan dan perubahan iklim menciptakan proses pencairan yang lebih agresif.

"Jadi ada dua faktor utama yakni pencairan dari atas karena hujan dan pencairan dari bawah akibat panas bebatuan dan dampak pencairan salju diprediksi akan dirasakan di pegunungan dan dataran rendah," katanya.

Dia menambahkan penelitian ini menjadi alarm bagi berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap dampak perubahan iklim, kehilangan salju tidak hanya menjadi kerugian ekologis tetapi mempengaruhi ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

"Semoga dengan adanya informasi ini, masyarakat dapat memahami kondisi yang terjadi saat ini dan kami akan terus memantau dan memberikan data terbaru terkait fenomena ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper