Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bendungan Tambang Rusak, Newcrest Pangkas Produksi Emas

Newcrest Mining Ltd., produsen emas terbesar di Australia, memangkas perkiraan produksinya untuk setahun penuh terkait dengan pelanggaran bendungan tailings pada bulan lalu di pertambangan teraktif Cardia.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Newcrest Mining Ltd., produsen emas terbesar di Australia, memangkas perkiraan produksinya untuk setahun penuh terkait dengan pelanggaran bendungan tailing bijih pada bulan lalu di pertambangan teraktif Cardia.

Perusahaan tersebut mengurangi perkiraan produksinya untuk 30 Juni menjadi antara 2,25 juta hingga 2,35 juta ounces dari perkiraan sebelumnya sebanyak 2,4 juta hingga 2,7 juta ounces.

Perwakilan Newcrest mengatakan, kembalinya produksi penuh di Cardia di New South Wales diperkirakan mulai pada beberapa pekan mendatang.

“Para pekerja saat ini sedang berusaha untuk kembali mengoperasikan Cardia terkait dengan pelanggaran bendungan tailing bijih setelah mengalami anjlok tanggul pada 9 Maret lalu,” ujar Chief Executive Officer Newcrest Sandeep Biswas, dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/4/2018).

Pekan ini Newcrest menerima persetujuan dari pemerintah setempat untuk menggunakan bekas tambang terbuka untuk digunakan sebagai fasilitas penyimpanan tailing, memungkinkan Newcrest untuk melanjutkan produksinya ke level normal selama 16 bulan.

“Cardia yang kembali beroperasi dan melakukan pengolahan, sejalan dengan peningkatan produksi dan menghapus kekhawatiran akan performa yang tidak baik pada saham perusahaan dan rekanannya,” ujar analis RBC Markets Paul Hissey.

Transaksi di Newcrest merangkak naik 0,7% menjadi AU$20.905. Sementara itu, sahamnya turun 8,5% pada tahun ini setelah mendapat keuntungan keempat pada 2017. Adapun, harga spot emas naik 1,6% tahun ini.

Produksi anjlok 6% menjadi 575.971 ounces dalam tiga bulan pada 31 Maret, melenceng dari perkiraan median yang berada pada posisi 583.567 ounces berdasarkan survei dari tiga analis menurut Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler