Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga di Jayapura Didorong Tanam Cabai Mandiri untuk Tekan Inflasi

Namanya hukum pasar di mana jumlah barang banyak permintaan sedikit atau stabil pasti harganya turun dan mempengaruhi inflasi di Papua.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAYAPURA - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Jayapura mendorong warga di 19 distrik menanam cabai untuk menekan laju inflasi mengingat masih tingginya harga komoditas tersebut di kisaran Rp85.000-90.000/kilogram.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayapura Delila Giay di Sentani, Sabtu (14/9/2024) mengatakan harga cabai ini masih dapat diturunkan ketika jumlah cabai yang beredar cukup banyak.

“Namanya hukum pasar di mana jumlah barang banyak permintaan sedikit atau stabil pasti harganya turun dan mempengaruhi inflasi di Papua,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Delila, warga di 139 kampung dan lima kelurahan dari 19 distrik disarankan menanam cabai supaya harga cabai dapat turun di pasar.

“Kalau di Papua harga cabai bisa dikatakan murah atau turun itu ketika per kilogramnya Rp20.000-30.000/kilogram dan itu pernah terjadi ketika cabai cukup banyak di pasar,” ujarnya.

Dia menjelaskan beberapa kelompok tani di Kabupaten Jayapura dalam tahun ini telah membantu bibit dan pupuk untuk dikembangkan.

“Puji Tuhan dari bantuan itu kami sudah beberapa kali melakukan panen cabai namun belum bisa mempengaruhi harga pasaran karena jumlahnya tidak banyak,” katanya.

Karena itu, ujar dia, penanaman cabai harus mulai dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah.

“Ketika turun ke lapangan kami melihat masih banyak lahan kosong yang tidak difungsikan, dan kalau difungsikan menanam tanaman hortikultura pasti berdampak pada nilai inflasi dan perekonomian mereka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler