Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan Kinerja TPK Sorong Diharap Jadi Pemantik Industrialisasi

Terminal Petikemas (TPK) Sorong di Provinsi Papua Barat Daya tahun ini mencatat ada peningkatan kinerja layanan.
Terminal Head TPK Sorong, Herryanto (kanan) saat menjelaskan proses layanan petikemas kepada media di runag planning and control di TPK Sorong, Kamis (5/10/2023)./Bisnis - Peni Widarti
Terminal Head TPK Sorong, Herryanto (kanan) saat menjelaskan proses layanan petikemas kepada media di runag planning and control di TPK Sorong, Kamis (5/10/2023)./Bisnis - Peni Widarti

Bisnis.com, SORONG - Terminal Petikemas (TPK) Sorong di Provinsi Papua Barat Daya tahun ini mencatat ada peningkatan kinerja layanan yang diharapkan bisa menjadi sebuah pemantik untuk mendorong tumbuhnya industrialisasi.

Terminal Head TPK Sorong, Herryanto mengatakan peningkatan kinerja layanan ini terjadi sejak PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melakukan transformasi pasca merger dengan mengimplementasikan standardisasi sistem operasional pelabuhan.

“Saat ini TPK Sorong sudah melakukan standarisasi terminal berbasis planning dan control. Sebelumnya, belum ada perencanaan di TPK ini, karena begitu kapal sandar, kita dulu kerja apa adanya, dengan peralatan yang ada. Kalau kapal tiba, kita bekerja, kalau belum ya tidak bekerja,” ungkapnya, Kamis (5/10/2023).

Kinerja TPK Sorong dari sisi Box Ship per Hour (BSH) sebelum melakukan transformasi per Agustus 2022 hanya sebanyak 17 box, tetapi per Agustus 2023 ini sudah lebih cepat mencapai 30 box. Sedangkan kinerja Box Crane per Hour (BCH) sebelumnya hanya mampu 8 box, kini menjadi 22 box.

Sementara, kinerja berthing time/port stay atau waktu sandar kapal sebelumnya butuh waktu 72 jam atau 2 hari, sekarang menjadi hanya 24 jam atau 1 hari. Sejauh ini, pelayaran yang menggunakan jasa TPK Sorong yakni PT Salam Pasific Indonesia Line (SPIL) menguasai pangsa 51 persen, PT Tanto Line 31 persen, dan Temas 10 persen.

Secara total, arus peti kemas di TPK Sorong pada 2021 tercatat mencapai 55.000 TEUs, ada 2022 mencapai 46.000 TEUs, dan pada tahun ini hingga September sudah mencapai 36.000 TEUs. Namun sayangnya, kinerja bongkar kontainer yang terisi 100 persen tidak diimbangi dengan kinerja muat dari Sorong yang hanya terisi 29 persen dari kapasitas kapal karena masih minimnya industri di Sorong.

Meski tanpa investasi penambahan alat, tambah Herryanto, TPK Sorong tetap mampu meningkatkan kinerja lantaran ada upaya peningkatan SDM dan teknologi informasi (TI) serta penerapan sistem online.

Herryanto pun memastikan kesiapan TPK Sorong untuk menjadi bagian dari penopang pertumbuhan ekonomi di Papua Barat Daya khususnya Sorong karena telah dibekali dengan kecepatan layanan yang didukung oleh sejumlah peralatan seperti 2 unit QCC, 2 unit RTGC, 3 unit RS, 2 unit FL, dan 8 unit HD truk. 

Selain itu, tambahnya, utilitas di TPK Sorong masih sangat memadai untuk melayani kontainter. Tercatat, saat ini tingkat yard occupancy ratio (YOR) di TPK Sorong mencapai 24,32 persen, turun dibandingkan sebelumnya sebesar 36,33 persen.

“Dengan kondisi bongkar muat satu kali 24 jam, YOR masih kosong 74 persen, kami siap bekerja 24 jam 7 hari untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan investor yang ingin mengembangan industri di Sorong,” imbuhnya.

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi di Kota Sorong pada 2022 skeitar 1,88 persen (yoy). Pertumbuhan itu didorong oleh sektor akomodasi dan makan minum yang tumbuh 7,91 persen, diikuti oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh 6,23 persen. Dari sisi pengeluaran, konsumsi Rumah Tangga tumbuh 3,76 persen. Sedangkan tingkat inflasi di Sorong pada September 2023 ini mencapai 1,99 persen (yoy).

Kepala Cabang PT Tanto Intim Line Sorong, Slamet Riyanto mengakui layanan petikemas di Sorong semakin baik. Sebelumnya, kunjungan kapal Tanto ke Sorong hanya 3 kapal/bulan, saat ini menjadi 5 kapal. Kecepatan bongkar muat juga diakui terjadi penghematan biaya operasional.

“Sistem yang dilakukan Pelindo ini bagus, tetapi harus diakui dalam pelaksanaannya masih lokal semua, yang berarti ke depan harus ada intervensi terhadap SDM-nya melalui peningkatan skil, psikologis maupun mindset,” ujarnya.

Kepala Cabang PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Sorong, Faizal Arifin menambahkan sebelumnya, rata-rata bongkar Petikemas SPIL di TPK Sorong sampai 3 hari, saat ini tidak sampai 24 jam. Selain itu, rata-rata kunjungan kapal sebelumnya hanya 3 kapal, saat ini menjadi 4 - 5 kapal/bulan.

“Tantangan di operasional pelabuhan sudah berkurang, tinggal saat ini bagiamana di Sorong bisa ada industrialisasi, dan pemerintah perlu menarik investor. Saat ini barang yang datang di Sorong 100 persen, tetapi pulang kembali hanya 7 persen, karena tidak ada komoditas yang bisa diangkut dari sini,” ujarnya.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong Jece Julita Piris menambahkan, banyak perubahan yang terjadi di TPK Sorong karena semuanya tersistem dengan baik.

“Sekarang itu, orang tidak usah mondar-mandir di pelabuhan karena perusahaan sudah tahu nomor kontainernya dimana, ini juga mengurangi pungli. Nah, ini tinggal bagaimana peran pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri dan memanfaatkan pelabuhan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler