Bisnis.com, BANDUNG - Dewan Adat Papua (DAP) meminta semua pihak mengedepankan pendekatan yang bersifat soft approach dalam menyikapi konflik yang terjadi di Wamena.
Soft approach sendiri dinilai memang menjadi salah satu solusi untuk menyikapi konflik ini.
DAP melihat adanya urgensi untuk mengambil langkah soft approach dalam bentuk melakukan proses perdamaian dan rekonsilasi yang melibatkan dua suku Nduga dan suku Lanny yang sedang bersitegang.
Ketua DAP versi Musyawarah Luar Biasa Dominikus Sorabut mengatakan bahwa proses rekonsiliasi tidak berhenti pada bayar membayar dan ganti-mengganti kerugian, tapi lebih penting rekonsilasi persatuan untuk menciptakan Wamena sebagai rumah kita bersama.
“Konflik yang baru terjadi ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua, menciptakaan kehidupan dan kebersamaan yang permanen, bukan temporer sebagai batu loncatan kepentingan sosial budaya dan ekonomi politik. Sebab dari pengalaman, kita hidup setelah menerima peradaban modern di Wamena”, ujar Dominikus Sorabut, di Bandung, Jumat (14/1/2022).
Seperti diberitakan sebelumnya, sejalan dengan sikap DAP, sebanyak 194 Pastor Katolik di Tanah Papua mengirim seruan perdamaian.
Para Rohaniawan Katholik tersebut mendorong pemerintah Indonesia agar melakukan pendekatan yang juga bersifat soft approach dalam wujud “membuka ruang dialog” dengan masyarakat Papua. Para Rohaniawan berharap agar TNI/POLRI maupun TPN-OPM agar segera mengadakan gencatan senjata atau jeda kemanusiaan. (K34)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel