Bisnis.com, JAKARTA - Aktivis Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti resmi dilaporkan ke polisi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Laporan itu buntut dari sebuah konten video yang diunggah Hariz Azhar di akun YouTube beberapa waktu lalu saat berbincang dengan Fatia.
Dalam video berjudul "Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!" itu Haris dan Fatia menyoroti tentang keterlibatan sejumlah pejabat dalam bisnis tambang emas di Blok Wabu, Intan Jaya, Papua.
Baca Juga : Gara-gara Tuding Luhut, Haris Azhar dan Aktivis KontraS Terancam UU ITE dan Ganti Rugi Rp 100 Miliar |
---|
Dalam percakapan itu, disebut PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group terlibat dalam bisnis tambang emas tersebut. Sedangkan Luhut adalah pemegang saham di perusahaan itu.
Blok Wabu
Dilansir dari Antara, Blok Wabu awalnya masuk dalam area konsesi Freeport Indonesia.
Namun pada 2015 lalu, Freeport telah mengembalikannya kepada negara sebelum sempat dilakukan eksploitasi untuk diproduksi kandungannya.
Blok Wabu sendiri diperkirakan memiliki potensi kandungan emas cukup besar atau mencapai 4,3 juta ore.
Kendati demikian, lokasinya berada pada wilayah yang sulit diakses.
Tony Wenas, Presiden Direktur Freeport Indonesia, mengatakan Blok Wabu awalnya merupakan bagian dari Blok B dalam kontrak karya milik perusahaan.
Namun demikian, pihaknya akhirnya memutuskan tidak tertarik untuk melakukan penambangan dengan alasan ingin fokus mengelola tambang di Grasberg.
“Jadi sama sekali Freeport Indonesia tidak punya kepentingan apa-apa di Wabu lagi, karena sudah kami lepaskan dan sudah kami kembalikan ke Kementerian ESDM, dan sudah dinyatakan dalam IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) kami di 2018,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel