Bisnis.com, AMBON – Museum Siwalima di Ambon, Maluku, menampilkan pameran temporer sejarah perjuangan bangsa sebagai upaya memperkenalkan koleksi museum kepada masyarakat.
Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku Jean Saiya menyatakan pameran temporer sejarah dilaksanakan pada 26 - 30 Agustus 2019 guna memperingati HUT RI dan HUT provinsi Maluku.
Pemeran ini menampilkan data sejarah cengkih dan pala Maluku di masa kolonial, zaman penjajahan, perlawanan kedaerahan, masa pendudukan Jepang, kebangkitan hingga Proklamasi Kemerdekaan RI.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan minat kunjungan ke museum, minat peserta didik untuk belajar sejarah sehingga memiliki rasa bangga dan cinta pada Tanah Air.
"Selama ini kunjungan peserta didik ke museum cukup tinggi, tetapi untuk masyarakat umum tidak terlalu meningkat, karena itu diharapkan melalui pameran ini menjadi ajang kunjungan masyarakat ke museum," ujarnya Jean pada Senin (26/8/2019).
Dia menjelaskan Museum Siwalima Ambon Maluku menyimpan 5.347 koleksi benda bersejarah yang terbagi dalam 10 jenis koleksi. "Sebanyak 5.347 koleksi benda bersejarah tersimpan di ruang koleksi dan pameran Museum Siwalima."
Koleksi itu dibagi dalam 10 jenis yakni geologika atau batu-batuan, biologika atau kerangka hewan, etnografika atau hasil karya budaya manusia, arkeologika meliputi benda-benda peninggalan di masa lalu, historika yang berhubungan dengan sejarah.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan Setda Maluku Henry Far Far saat menyatakan pameran merupakan media untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan dari sejarah bangsa di masa lalu, yang harus diketahui generasi muda sehingga memiliki kesadaran untuk mengisi kemerdekaan.
Melalui pameran ini, perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Maluku mempunyai peran penting dalam proses kemerdekaan karena banyak pejuang Maluku seperti Thomas Matulessy (kapitan Pattimura), Christina Martha Tijahahu, J. Leimena, yang turut berjuang untuk melepaskan ikatan penjajahan.
"Selain itu, salah satu tokoh Maluku yang juga ikut hadir saat perumusan naskah proklamasi Mr Johannes Latuharhary yang kala itu juga diangkat menjadi gubernur pertama Maluku," ujarnya,
Dia menggarisbawahi sejarah dapat dijadikan pijakan untuk menjalani kehidupan kini dan masa yang akan datang. "Sudah sepatutnya kita menjaga dan mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan pengorbanan yang besar bagi para pendahulu kita."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel