Bisnis.com, JAKARTA – Minat masyarakat Papua untuk menjadi tenaga yang terampil di industri pertambangan tercatat cukup tinggi. Hal itu tercermin dari jumlah masyarakat Papua yang mengenyam pendidikan di Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN).
Superintendent Apprenticeship Management IPN Suzan Kambuaya mengatakan, minat masyarakat Papua untuk belajar di IPN sangat tinggi. Sejak kehadirannya pada 2003 terhitung sebanyak 4.154 orang telah mengenyam pendidikan di IPN. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.422 peserta didik dari Papua yang melanjutkan berkarir di Freeport.
“Para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, sehingga kami harus menyesuaikan pola pendidikan kami. Tapi kami bisa melihat semangat belajar yang luar biasa tinggi,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Minggu (1/4/2018).
Dia menuturkan, mayoritas peserta didik berasal dari tujuh suku yang merupakan fokus utama program pendidikan IPN. “Kami memfokuskan pada pengembangan 7 suku yang ada di sekitar wilayah tambang Freeport Indonesia,” jelasnya.
Dari ketujuh suku tersebut, ada dua suku yang mendapat keistimewaan untuk masuk IPN yaitu Amungme dan Kamoro.
Senior Manajer Institut Pertambangan Nemangkawi Soleman Faluk menambahkan anak-anak muda dari kedua suku tersebut berhak mendaftarkan diri dengan hanya berbekal ijazah Sekolah Dasar. “Sisanya 5 suku lain yang merupakan suku kekerabatan yakni suku Dani, Damal, Moni, Me/Ekari, dan Nduga,” jelasnya.
Selain peserta didik dari ketujuh suku tersebut, IPN juga memberikan kesempatan kepada masyarakat Papua lainnya dan masyarakat non-Papua yang lahir dan besar di tanah Papua, serta memiliki kontribusi terhadap Papua.
Pada saat ini terdapat 104 siswa asal Papua yang sedang mengembangkan kemampuannya di IPN.
Untuk menghasilkan tenaga terampil di sektor pertambangan, IPN menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang ada di lapangan serta kondisi peserta didik yang mengikuti program pelatihan.
Institut yang genap berusia 15 tahun itu dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kelas dunia, seperti alat simulator untuk truk Caterpilar dan Western Star, serta tiga area simulasi tambang bawah tanah yang dilengkapi dengan fasilitas untuk hauling, loading, dumping, ventilasi dan jackleg.
Alat-alat yang dipakai dalam proses belajar dibeli dalam kondisi baru khusus untuk keperluan IPN, bukan peralatan bekas operasi tambang Freeport Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel