Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan bahwa pembangunan Jalan Trans Maluku di Pulau Seram sudah mencapai 640 kilometer atau 70% dari target total panjang 914 kilometer.
Saat ini, jalan tersebut sudah bisa dilewati fungsional dengan kondisi sebagian beraspal dan sebagian masih perkerasan tanah.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon Satrio Sugeng Prayitno menargetkan sampai akhir 2019, jalan Trans-Maluku di Pulau Seram bisa fungsional seluruhnya.
"Tahun depan akan dibuka jalan menuju Air Nanang sehingga akses port to port yakni dari Pelabuhan Waisala dan Pelabuhan Air Nanang bisa tersambung,” kata Satrio melalui siaran pers, Senin (4/6/2018).
Menurutnya, kondisi mantap beraspal sudah terlihat untuk ruas Pelabuhan Amahai hingga Saleman. Namun, pengendara perlu berhati-hati karena ruas tersebut merupakan daerah rawan longsor.
Ruas jalan Saleman—Wahai sepanjang 104 kilometer dan Saleman—Tamiwel hingga Piru sepanjang 326 kilometer kondisinya juga sudah dalam kondisi mantap.
Baca Juga
Pada ruas Saleman—Piru, masih dibutuhkan pembangunan sebanyak sembilan jembatan dengan rencana pada tahun depan akan dibangun dua jembatan tambahan.
Pulau Seram yang berada di utara Pulau Ambon merupakan salah satu pulau besar di Maluku dengan luas 18.625 kilometer persegi. Jalan di pulau ini semula merupakan jalan pemerintah daerah yang kemudian diusulkan kepada Kementerian PUPR untuk menjadi jalan nasional.
Pada tahun ini, anggaran preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional di Pulau Seram mencapai Rp269 miliar yang digunakan untuk pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, serta rekonstruksi jalan sepanjang 20 kilometer.
Jalan Trans-Maluku terbagi menjadi beberapa ruas mulai dari Pelabuhan Amahai—Saleman sepanjang 84 kilometer, Saleman—Waisala 228 kilometer, Piru—Werinama 339 kilometer, dan Saleman—Bula 263 kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.JPG?w=300&h=221)
