PRO-KONTRA VAKSIN MR: 2.995 Anak di Wamena Sudah Diimunisasi MR

Sebanyak 2.995 anak yang tersebar di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua telah mengikuti program imunisasi campak polio dan rubella (MR), terhitung sejak kegiatan itu diluncurkan pada awal Agustus 2018.
Vaksin MR (Measles Rubella) dari Serum Institute of India (SII)./Istimewa
Vaksin MR (Measles Rubella) dari Serum Institute of India (SII)./Istimewa

Bisnis.com, WAMENA - Sebanyak 2.995 anak yang tersebar di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua telah mengikuti program imunisasi campak polio dan rubella (MR), terhitung sejak kegiatan itu diluncurkan pada awal Agustus 2018.

Kepala Puskesmas Wamena Kota dr Deri Sihombing di Wamena, Jumat (24/8/2018), mengatakan, ratusan anak-anak itu tersebar di 10 Taman Kanak-Kanak, empat SD dan tiga SMP.

"Yang sudah diimunisasi sampai saat ini adalah 2.995 anak, dari target awall 9.800-an anak khusus di Kelurahan Wamena," katanya.

 Menurut dia, masih ada anak-anak usia kurang dari 15 tahun yang tersebar di dua TK, 10 SD dan delapan SMP yang belum mengikuti imunisasi.Sementara, menjadi perhatian pemerintah agar mereka bisa memperoleh imunisasi.

Ia mengajak para orangtua yang belum mengizinkan anak-anak mereka untuk mengikuti imunisasi di sekolah, bisa langsung membawanya ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin kekebalan tubuh dari serangan penyakit.

"Orang tua juga kalau ragu terhadap imunisasi, bisa datang dan cari informasi di puskesmas," katanya.

Wakil Kepala SMP Negeri 1 Wamena Marlin Manurung mengatakan ratusan siswa yang berada di 14 kelas di sekolahnya sudah mengikuti imunisasi dan berjalan dengan baik.

Sebelum dilakukan imunisasi, pihak sekolah sudah menyampaikan surat pemberitahuan kepada orangtua murid. Namun, ada orangtua murid yang tidak mengizinkan anak mereka diberikan suntikan vaksin campak dan rubella.

"Hari ini sudah dilakukan imunisasi di sekolah, tinggal 10 kelas dan akan dilakukan hari Sabtu, (25/8/2018). Jadi banyak yang setuju, banyak juga yang tidak setuju. Yang tidak imunisasi itu kami sudah imbau supaya bisa imunisasi di rumah sakit atau puskesmas," katanya.

Menurut dia, separuh orangtua yang tidak mengizinkan anak mereka mengikuti imunisasi di sekolah, mungkin karena trauma dengan insiden meninggalnya seorang siswa di Distrik Kurulu, usai pingsan setelah disuntik vaksin.

"Kami sudah sampaikan bahwa suntikan rubella itu sangat penting untuk kesehataan anak-anak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler