Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Kerek Prediksi Harga Minyak Mentah Global

Moody's Investors Service menaikkan proyeksi harga minyak mentah menjadi U
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Moody's Investors Service menaikkan proyeksi harga minyak mentah menjadi US$45-US$65 per barel dari perkiraan sebelumnya di kisaran US$40--US$60 per barel di tengah penurunan produksi dan pertumbuhan permintaan global yang kuat.

Kenaikan proyeksi yang dilaporkan Moody’s pada Selasa (13/3) tersebut dinilai didorong oleh berjalannya pemberlakuan pembatasan produksi oleh Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC). Di samping itu juga, adanya pertumbuhan permintaan global terhadap penurunan persediaan global yang mengimbangi peningkatan pesat pada produksi minyak serpih AS. 

“Harga minyak yang tinggi akan mendorong kenaikan pasokan seiring produksi AS tumbuh dan negara-negara mengurangi kesesuaian dengan kuota produksi mereka,” kata Vice President Moody Terry Marshall dalam publikasi rilisnya dikutip pada Rabu (14/3/2018).  

Marshall menuturkan kendati harga minyak mentah pada awal 2018 bergerak di kisaran yang lebih tinggi dari level US$45-US$65 per barel, harga diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran tersebut dalam jangka menengah di tengah keseimbangan yang lebih baik antara peningkatan produksi dan pertumbuhan permintaan.

Analis Moody melihat ekspektasi jangka menengah sebagai pertimbangan harga yang paling relevan saat menilai kinerja keuangan dan peringkat emiten korporasi dan negara pengekspor minyak.

Menurut lembaga pemeringkat tersebut, penekanan pada serangkaian hasil dalam harga membantu menilai ketahanan terhadap volatilitas harga. 

Harga minyak telah menguat sejak kesepakatan OPEC pada November 2016 untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd), sementara itu, anggota non-OPEC, yang dipimpin oleh Rusia setuju untuk memangkas produksi sebesar 558.000 bpd.

Analis mencatat bahwa OPEC telah mencapai pemenuhan yang sangat baik dengan pengekangan produksinya, dengan total pemotongan dibantu oleh Arab Saudi melebihi targetnya, sementara Venezuela melampaui targetnya karena masalah domestik.

“Hasilnya, telah terjadi penurunan persediaan minyak mentah global, yang telah memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga minyak,” tambah Marshall.

Terpantau hingga pada perdagangan Rabu (14/3), harga minyak masih bertahan di atas level US$60 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak teraktif April 2018 bergerak menguat 0,02 poin atau 0,03% menjadi US$60,73 per barel. Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Mei 2018  sedikit melemah 0,10 poin atau 0,15% menuju US$64,54 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper