Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres JK Lempar Sinyal Agar Divestasi Freeport Tidak Terburu-Terburu

Dalam negosiasi terakhir disebutkan pemerintah memberikan penetapan waktu divestasi perusahaan tambang asal Amerika tersebut selambat-lambatnya pada 31 Desember 2018.
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua./Antara
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla melempar sinyal agar rencana pengambilalihan mayoritas saham PT Freeport Indonesia (PTFI) atau divestasi saham tidak dilakukan secara terburu-buru.

Seperti diketahui, dalam negosiasi terakhir disebutkan pemerintah memberikan penetapan waktu divestasi perusahaan tambang asal Amerika tersebut selambat-lambatnya pada 31 Desember 2018. Hal tersebut pun dikeluhkan CEO Freeport McMoran Inc. Richard Adkerson melalui surat yang sempat bocor ke media.

Menurut Wapres JK, daripada ‘memaksa’ Freeport untuk segera melakukan divestasi, lebih baik mendorong lebih banyak lagi investasi baru atau greenfield di bidang pertambangan, salah satunya melanjutkan investasi smelter.

“Freeport yang sudah bekerja 30 tahun ini ingin kita percepat divestasinya, padahal lebih baik kita membuat suatu investasi greenfield, masih banyak fasilitas utama pertambangan kita yang belum selesai, tapi itu diselesaikan. Tidak usah dulu terlalu cepat mengambil dulu yang ada,” kata Wapres JK, saat membuka acara Prospek Ekonomi Indonesia 2018, Kamis (2/11/2017).

Wapres mengatakan Indonesia masih membutuhkan modal yang besar dan teknologi yang kebanyakan masih belum dipunyai perusahaan dalam negeri untuk tetap menjalankan roda perekonomian.

Apalagi Indonesia sedang fokus untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya, sehingga langkah divestasi dianggap bertolak belakang dengan tujuan pemerintah tersebut.

“Memang kadang-kadang ini kurang konsisten. Kita menarik investor asing, begitu mereka untung banyak kita suruh pulang dia,” ujarnya.

Wapres JK menambahkan, “Saat ini porsi migas kita stagnan, dan mereka memperkirakan hal itu akan berlangsung lama karena tidak ada konsistensi kita untuk membangun [smelter]. Ini tentunya kritikan bagi saya juga sebagai bagian dari pemerintahan.”

Lebih lanjut, Wapres menilai Indonesia harus belajar dari pengalaman Venezuela yang melakukan upaya nasionalisasi usaha dan divestasi besar-besaran namun malah berujung kehancuran.

“Makanya dia [Venezuela] bangkrut luar biasa karena ingin semua dinaturalisasikan makanya terjadi yang seperti itu, ketidakmampuan. Kita berharap kita pasti mampu tetapi kita butuh modal dari luar juga,” ujar Wapres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper