Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Akreditasi Unggul Universitas Swasta, Kopertis Sosialisasikan Sistem EWS

Kopertis Wilayah III Jakarta melakukan sosialisasi ke sejumlah perguruan tinggi terkait pengembangan sistem early warning system (EWS) merupakan salah satu upaya untuk mendorong jumlah institusi yang terakreditasi unggul semakin banyak.

Bisnis.com, JAKARTA—  Kopertis Wilayah III Jakarta melakukan sosialisasi ke sejumlah perguruan tinggi terkait pengembangan sistem early warning system (EWS) merupakan salah satu upaya untuk mendorong jumlah institusi yang terakreditasi unggul semakin banyak.

“Perguruan tinggi sekarang harus mengejar banyak ketertinggalan untuk memenuhi fasilitas pendidikan misalnya kurangnya penelitian, publikasi jurnal internasional, kurangnya dosen, dan luas kampus yang belum memenuhi standar,” kata Sekretaris Pelaksana Kopertis III Putut Pujogiri kepada Bisnis di sela acara Wisuda Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Kamis (26/10/2017).

Khusus di Kopertis Wilayah III, baru ada sekitar 9 perguruan tinggi yang terakreditasi A dari total universitas mencapai 335. Kesembilan universitas swasta tersebut antara lain Universitas Bina Nusantara, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Mercu Buana, Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka, Universitas Traumanegara, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Melalui sistem EWS, dia berharap pihak Kopertis bisa melakukan pendataan terkait kebutuhan universitas swasta untuk mencapai akreditasi unggul. Pasalnya, dalam menetapkan akreditasi, dia merinci ada tiga standar yang harus dipenuhi yakni dari sisi pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

“Dari tiga itu, sebenarnya apa yang paling menghambat mereka untuk mencapai akreditasi unggul atau setidaknya bisa naik kelas. Misal dari B ke A atau C ke B,” tuturnya.

Jika dilihat dari lima Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) yang memiliki PTS terakreditasi A, yaitu Kopertis Wilayah VII, VI, V, IV dan III, maka perguruan tinggi swasta (PTS) lingkup Kopertis Wilayah III Jakarta diklaim paling banyak memiliki akreditasi A.

Pada saat yang sama, dia juga mendorong komitmen perguruan tinggi swasta untuk menjaga sistem manajemen mutu. Selain berguna untuk meningkatkan akreditasi institusi, hal tersebut dinilainya merupakan faktor utama dalam menciptakan suasana akademik yang nyaman dan berkualitas.

Salah satunya dengan meningkatkan peran perguruan tinggi di kancah pendidikan internasional, misalnya memperbanyak jumlah guru besar atau jurnal internasional. Di wilayah Kopertis III, jumlah guru besar yang aktif hanya 206 orang, sisanya ada yang sudah pensiun atau meninggal.

“Universitas juga harus memperhatikan mengenai pendaftaran reakreditasi. Mendaftarnya jangan mepet dengan masa berakhirnya akreditasi karena berisiko tidak bisa diurus sehingga akreditasi awal yang sudah diraih justru berpeluang hilang,” jelasnya.

Untuk menghadapi ketatnya persaingan dunia kerja, universitas juga dituntut untuk mengevaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan berkembangan teknologi digital saat ini, peran perguruan tinggi dalam membekali kemampuan teknis sangat penting untuk mendukung upaya transformasi terhadap perkembangan zaman.

"Menyoal tantangan globalisasi yang berimbas pada dunia pendidikan dan persaingan yang ketat di dunia kerja, PPM Manajemen telah menyiapkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha," kata Ketua Sekolah Tinggi Manajamen PPM (PPM Manajemen) Bramantyo Djohanputro.

Tak hanya itu, PPM Manajemen juga sudah menyiapkan amunisi yakni dalam bentuk visi dan strategi sampai 2020 yakni menjadi institusi unggulan di Indonesia dan terpandang di Asia.

Visi dan misi transformasi juga dipaparkannya pada acara wisuda mahasiswa PPM Manajemen yang kali ini meluluskan 293 wisudawan mulai jenjang sarjana hingga magister. Oleh karena itu, PPM Manajemen mengambil tema Transformasi Membangun Keunggulan yang bertepatan dengan ulang tahun PPM Manajemen ke-50 tahun.

Tema itu diambil untuk menggarisbawahi pentingnya transformasi atau perubahan untuk keluar dari zona nyaman sehingga mampu berjuang untuk perubahan yang diinginkan.

Adapun, total terdapat 293 wisudawan yang meliputi 73 orang lulusan Sarjana Manajemen Bisnis, 15 orang lulusan Sarjana Akuntansi Bisnis, 59 lulusan Magister Manajemen kelas eksekutif, 101 lulusan Magister Manajemen kelas eksekutif muda, dan 45 orang lulusan Magister Manajemen kelas Wijawiyata Manajemen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper