Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Semen Berlimpah, Pabrikan Desak Pemerintah Batasi Pendirian Pabrik

Para pabrikan semen meminta pemerintah segera membatasi pendirian pabrik semen baru guna mengatasi masalah kelebihan pasokan.
Pekerja mempersiapkan pengangkutan semen/JIBI
Pekerja mempersiapkan pengangkutan semen/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Para pabrikan semen meminta pemerintah segera membatasi pendirian pabrik semen baru guna mengatasi masalah kelebihan pasokan.

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, mengatakan saat ini kelebihan pasokan semen telah mencapai 50%, di mana kapasitas produksi mencapai 107 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi semen nasional sekitar 63 juta ton hingga 65 juta ton per tahun.

"Dengan kondisi ini, sebaiknya dalam empat tahun hingga lima tahun mendatang baru dibuka kembali pengembangan pabrik baru. Pada 2020, kapasitas produksi semen akan bertambah menjadi sekitar 117 juta ton," ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Bahkan hingga 2026, Widodo memperkirakan kapasitas produksi pabrik semen di Indonesia masih bisa melayani konsumsi dalam negeri maupun permintaan ekspor. Untuk tahun ini, Widodo menyebutkan setidaknya ada tiga pabrik yang baru mulai beroperasi, yaitu pabrik semen Padang di Sumatera Barat dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton, Conch Cement di Manokwari dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton, dan pabrik Semen Baturaja di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 1,5 juta ton.

Dia menambahkan apabila pabrik Semen Indonesia di Rembang dapat beroperasi pada pertengahan tahun ini, maka total ada empat pabrik baru yang beroperasi.

Dalam menghadapi oversupply, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. hanya menjalankan lini produksi yang paling efisien, seperti pabrik baru P14 dengan kapasitas sebesar 4,4 juta ton di Citeureup. Christian Kartawijaya, Direktur Utama Indocement, mengatakan saat ini P14 sudah beroperasi penuh dan mampu menekan biaya sebesar US$4 hingga US$5 per ton dibandingkan pabrik yang lebih tua.

Perseroan mematikan tiga pabrik yang tidak efisien, yaitu P1, P2, dan P6, sehingga tingkat utilitas Indocement saat ini berada di kisaran 70% hingga 75%.

Adapun, Bosowa Semen menerapkan capacity management dalam mengatasi masalah melebihnya pasokan semen dalam negeri. Rachmat Kaimuddin, Deputy CEO Bosowa Semen, mengatakan perseroan mengatur kapasitas produksi berdasarkan tingkat efisiensi dalam menghadapi pasar.

Saat permintaan menurun pada semester I/2017, perseroan tidak mengoperasikan pabrik secara full capacity.

"Kami baru maintenance satu lini produksi dan tidak buru-buru dinyalakan di semester I karena masalah oversupply. Baru siapkan untuk nyala lagi sekarang," katanya.

Bosowa Semen juga disebutkan tengah menjajaki pasar ekspor untuk mengurangi kelebihan pasokan semen. Pasar yang dijajaki untuk ekspor antara lain daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper